Menurut dia, saat ini masyarakat Jawa Tengah diuji otonominya untuk memilih calon gubernur yang sesuai dengan kebutuhan.
“Apakah mereka akan terpengaruh oleh para tokoh atau kekuatan parpol atau memilih Jateng menjadi pemilih rasional,” ujar dia.
Namun, menurut Andreas, seharunya para pemimpin politik tidak membawa residu Pilpres 2024 ke Pilkada. “Seharusnya seminim mungkin Pilgub ini dikaitkan dengan Pilpres, karena sudah usai. Petanya nol lagi, panggungnya beda,” pungkasnya. (tim/benarnews)