IPOL.ID – Hidup pada usia yang muda tidak menjamin seorang insan akan selalu terhindar dari berbagai risiko penyakit, terutama yang timbul akibat dari gaya hidup sehari-hari. Hal itu tergambar dari pengalaman seorang remaja bernama Asfrida Dwi Januanti (21) yang pernah menderita penyakit kista ganglion pada tahun 2019 silam. Beruntungnya ia dapat sembuh berkat pengobatan yang tepat dan jaminan dari BPJS Kesehatan.
“Pertama kali gejala penyakit itu muncul ditandai dengan rasa nyeri pada pergelangan tangan, lama-kelamaan ternyata terlihat benjolan yang makin membesar dan mengganggu waktu sekolah. Setelah mengadu ke orang tua, saya langsung di bawa ke puskesmas dekat rumah dengan menggunakan BPJS Kesehatan untuk mencari tahu penyebab dari kelainan tangan saya itu,” ucap Dwi saat di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Selatan, Rabu (6/11).
Dwi mengungkapkan dari hasil pengecekan fisik oleh dokter, kondisi benjolan yang dideritanya termasuk tidak berbahaya dan tidak berpotensi menyebar pada area tubuh lainnya. Namun penyembuhan penyakit tersebut harus melalui tindakan operasi, serta direkomendasikan menjalani pemeriksaan lebih lanjut pada fasilitas kesehatan tingkat lanjut, untuk memastikan penyebabnya.
“Akhirnya dengan rujukan dari puskesmas, saya berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jagakarsa dan dipastikan mengalami kista ganglion, lalu menjalani tindakan operasi. Alhamdulillah prosesnya pengangkatannya lancar, saya juga hanya dirawat selama satu hari untuk observasi pasca operasi, sampai dibolehkan pulang dengan membawa obat-obat dari dokter,” tambah Dwi.
Mengulas faktor risiko terjadinya kista ganglion yang dialami oleh Dwi, yang paling mempengaruhinya adalah cedera sendi atau tendon yang terjadi pada masa lampau secara berulang. Selain faktor tersebut, kista ganglion ini juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia, karena paling sering terjadi pada wanita berusia 20-40 tahun, kemudian juga bisa muncul pada penderita osteoarthritis, terutama pada sendi jari yang paling dekat dengan kuku.
“Perjuangan sembuh dari kista ganglion belum berhenti setelah keluar dari rumah sakit, setelahnya saya harus kontrol sebanyak dua kali dalam dua minggu, serta dilakukan pelepasan benang jahit. Selama kurang lebih sebulan penuh berkutat dengan penyakit tersebut, akhirnya tangan saya sembuh dan bisa beraktifitas normal kembali sampai dengan saat ini,” ujarnya.
Tak lupa memberikan testimoni pelayanan selama mendapatkan layanan di fasilitas kesehatan, Dwi mengaku sangat puas karena diperlakukan sangat layak oleh pihak puskesmas maupun rumah sakit. Terlebih lagi prosesnya yang cepat dan praktis menambah kesan positif di mata anak gen z itu, ia juga mengapresiasi kebersihan ruang rawat inap yang membuat perawatan selama di rumah sakit menjadi nyaman.
“Saya sempat kaget ketika orang tua mengatakan semua pengobatan saya dari awal sampai sembuh itu gratis karena sudah ditanggung BPJS Kesehatan, karena jujur semua pelayanan yang saya terima disana itu sangat baik, sangat bertolak belakang dengan gossip-gosip yang saya pernah dengar dari sosmed. Keren banget sih BPJS Kesehatan sekarang, pesertanya sangat dimudahkan dan dibantu, proses pendaftaran juga ringkas karena cukup menunjukan KTP saja,” lanjut Dwi dengan antusiasnya.
Berkaca dari pengalamannya, Dwi tersadar bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat penting bahkan untuk remaja sepertinya, sehingga menjaga gaya hidup sehat menjadi suatu keharusan agar terhindar dari risiko penyakit yang mungkin terjadi. Disamping itu juga, ia sangat bersyukur karena dapat sembuh dari penyakit kista ganglion secara gratis dengan jaminan dari BPJS Kesehatan.
“Sekarang saya paham betul kalau kesehatan merupakan hal yang penting, karena pengobatannya mahal, untuk itu saya sangat merekomendasikan seluruh teman-teman seusia saya dimanapun berada, supaya lebih peduli dengan adanya BPJS Kesehatan sebagai pelindung ketika harus berobat dan tidak membebani orang tua,” tandasnya. (Irma)