IPOL.ID – Perantau asal Sumatera Barat yakni Rahmat Faisandri (29), yang tewas mengenaskan di Jakarta Timur dalam keadaan tubuh penuh luka sempat berniat untuk bekerja ke Jepang.
Kakak korban, Rika, 41, mengungkapkan, sebelum meninggal dunia Rahmat bahkan sempat menyatakan kepada pihak keluarga bahwa sudah membuat paspor untuk keperluan bekerja di Jepang.
“Si Rahmat ngomong sama bapak kalau paspornya sudah selesai, rencananya mau berangkat ke Jepang untuk kerja,” ungkap Rika saat dikonfirmasi awak media di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (25/11/2024).
Pernyataan bahwa Rahmat telah membuat paspor itu disampaikan korban saat terakhir kali berkomunikasi dengan pihak keluarga di kampung halamannya, yakni pada 18 Oktober 2024.
Kepada pihak keluarga, Rahmat yang bekerja sebagai sopir bus perusahaan otobus antar kota antar provinsi (PO AKAP) Jakarta-Padang pun menyatakan berangkat ke Jepang dalam waktu dekat.
“Berangkat tunggu ongkos (tiket) promo, jadi bawa mobil dulu. Mungkin kalau ada penumpang balik lagi ke kampung. Kata bapak enggak apa, ditanya sama bapak kapan? Dijawab besok,” katanya.
Nahas rencana bertolak ke Jepang untuk bekerja itu kandas karena beberapa hari setelahnya Rahmat dilaporkan hilang ke SPKT Polres Metro Jakarta Timur pada 30 Oktober 2024.
Hal yang membuat keluarga janggal adalah saat Rahmat menghilang justru paspor milik korban ditemukan di trotoar dekat satu SPBU di kawasan Terminal Kampung Rambutan.
“Dapat informasi temannya si Rahmat menemukan tasnya si Rahmat sama paspornya. Katanya barangnya ketemu di trotoar dekat SPBU Terminal Kampung Rambutan,” tukasnya.
Rika menjelaskan, pihak keluarga sempat berupaya melakukan pencarian, hingga pada 5 November 2024 mendapat informasi dari Polsek Pasar Rebo bahwa Rahmat sudah meninggal dunia.
Rahmat meninggal dunia dalam keadaan mengalami luka berat di kepala, hidung patah, mata lebam, tulang pipi luka diduga terkena benda tumpul, kedua tangan terdapat luka jerat seperti bekas diikat.
Berdasar informasi dari pihak Polsek Pasar Rebo luka-luka tersebut akibat Rahmat dikeroyok sejumlah orang karena dituduh mencuri handphone seorang pekerja proyek.
Namun pihak keluarga tak percaya karena selain Rahmat dikenal sebagai pribadi yang tak pernah berulah, justru barang berharga milik korban hilang dan hingga saat kini tak diketahui keberadaannya.
“Si Rahmat enggak pernah mencuri. Malahan barangnya dia yang enggak ketemu, motor, handphone, dompet, pokoknya di badan itu juga enggak ketemu,” sambung Rika.
Kini pihak keluarga Rahmat masih berupaya mencari informasi lebih lanjut terkait kronologis, dan penyebab hingga Rahmat meninggal dalam keadaan tidak wajar. (Joesvicar Iqbal)