Selain itu, Tauhid menilai kunjungan Prabowo ke Amerika Serikat juga untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika dan China jika Donald Trump memenangkan pilpres Amerika Serikat. Ia menjelaskan, perang dagang yang meningkat di antara kedua negara dipastikan akan berdampak cukup signifikan kepada Indonesia.
“Jadi ketika trade war, barang China tidak bisa masuk ke Amerika ya otomatis ekonominya melemah, kalau melemah permintaan akan ekspor impor kita ke China juga melemah, apalagi ada barang-barang yang rantai pasoknya kita bagian dari itu,” katanya.
“Saya kira daripada begitu maka di-approached agar suatu saat ketika terjadi trade war bisa dikasih kesempatan untuk mendapatkan special tariff agar bisa ekspor langsung, tapi problemnya tidak semua barang bisa masuk karena Amerika juga punya standar tinggi termasuk yang sifatnya non tarif. Saya kira itu akan dimanfaatkan,” imbuh Tauhid.
Sementara itu, peneliti hubungan internasional dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Andrew Mantong, mengatakan kunjungan kerja ke Amerika dan China dalam waktu yang berdekatan memang harus dilakukan. Langkah ini, katanya, menjadi bukti penyeimbang dari pemerintah Indonesia yang memang menganut kebijakan luar negeri yang bebas aktif.