IPOL.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Bencana Hidrometeorologi basah di Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/11/2024).
Rakor digelar dalam meningkatkan kesiapsiagaan potensi bencana hidrometeorologi dan persiapan jelang pelaksanaan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Dalam arahannya, Suharyanto menyampaikan empat strategi untuk menangani banjir di wilayah Bandung. Pertama, para pemangku kebijakan daerah yang memiliki historis kejadian bencana tinggi menetapkan status siaga darurat sesuai prediksi hujan tinggi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Penetapan status siaga darurat bukan berarti bahwa sebagai pemimpin itu tidak mampu mengatasi masalah di daerahnya, tapi bagaimana kita berkolaborasi dalam mengatasi masalah bencana, karena ini semua demi mengutamakan kepentingan masyarakat,” kata Suharyanto, Jumat (29/11/2024).
Kedua, dengan melakukan apel kesiapsiagaan untuk pengecekan personel serta logistik dan peralatan dimiliki. Hal ini dinilai perlu, mengingat beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Sebelum puncak musim hujan terjadi, ada baiknya dilakukan pengecekan kemampuan daya dukung sarana dan prasarana guna menunjang kelancaran dalam bertugas di lapangan.
Ketiga, melakukan langkah kesiapsiagaan sesuai rencana kontijensi dan operasi. Tentu hal ini merujuk pada karateristik dan historis kejadian bencana di masing-masing daerah. Langkah kontijensi dapat dilakukan kiranya dengan mempersiapkan pengetahuan dalam lingkup kecil yaitu keluarga mengenai jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara maupun akhir.
“Terakhir, untuk daerah yang sudah mengalami bencana untuk segera menetapkan status tanggap darurat,” jelas Suharyanto.
Dalam kondisi darurat bencana, percepatan penanganan sangat diperlukan. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak maupun pengungsi juga menjadi perhatian utama. Usai penetapan status tanggap darurat, akselerasi dapat dijalankan tak hanya dalam masa tanggap darurat, namun hingga memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin menyampaikan, dirinya mengapresiasi tindakan respon cepat BNPB langsung turun apabila terjadi kejadian bencana di Bandung.
“Saya apresiasi kepada BNPB, responnya cepat sekali, ketika wilayah kami terjadi bencana maka langsung Tim BNPB terjun untuk mempercepat proses penanganan darurat,” kata Bey.
Peristiwa banjir yang terjadi sejak Kamis (21/11/2024) melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung. Banjir sempat menggenangi delapan desa terdampak, antara lain, Desa Bojongsari, Bojongsoang, Tegaluar, Dayeuhkolot, Citereup, Rancamanyar, Sukamukti, dan Desa Sumbersari.
Peristiwa itu berdampak pada satu warga meninggal dunia dan empat luka ringan. Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung per Jumat (29/11/2024) pukul 08.00 WIB. Banjir masih menggenangi sejumlah lokasi di lapangan.
Ketinggian muka air bervariasi antara 10-70 sentimeter. Sedikitnya 3.103 Kepala Keluarga (KK) terdampak, terdapat beberapa warga terpaksa mengungsi. Titik pengungsian tersebar di tiga lokasi yaitu Desa Bojongsoang, Desa Dayeuhkolot, Desa Citeureup.
Satu orang dinyatakan hilang terbawa arus banjir. Tim SAR gabungan juga telah melakukan operasi pencarian hingga memasuki hari ke tujuh. Operasi pencarian pun dihentikan per Rabu (26/11).
Sebagai bentuk respon cepat pemerintah, Kepala BNPB diwakilkan Deputi Bidang Penanganan Darurat, Lukmansyah dan Deputi Bidang Logistik dan Peralatan, Lilik Kurniawan mengunjungi lokasi terdampak banjir di Kecamatan Bojongsoang dan Kecamatan Dayeuhkolot.
Dalam kunjungannya, Lukmansyah dan Lilik menyempatkan berdialog dengan warga setempat. Meski banjir sudah berangsur surut, apabila terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasi cukup lama, debit air di sekitar tanggul mengalami kenaikan dan berpotensi kembali melimpas ke hunian warga sekitar berada di area pinggir tanggul.
BNPB juga telah mengirimkan dukungan logistik dalam upaya percepatan penanganan banjir di Kabupaten Bandung. Rinciannya, perahu karet 4 unit, perahu fiber 4 unit, sembako 500 paket, makanan siap saji 300 paket, makanan bayi 100 paket, hygiene kit 500 paket.
Kemudian, selimut 500 lembar, matras 500 lembar, kasur lipat 300 lembar, tenda pengungsi 5 unit, tenda keluarga 4×4 200 unit, velbed 100 unit, pompa alkon 10 unit, alat penerangan portable 2 unit, genset 5 unit, sanbag 100 lembar dan peralatan kebersihan material banjir 200 paket.
Selain dukungan logistik dan peralatan, BNPB juga memberikan dukungan Dana Siap Pakai (DSP) untuk siaga darurat bencana hidrometeorologi basah bagi Kabupaten/Kota masing-masing Rp200 juta.
Daftar penerima, di antaranya, Kabupaten Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Garut, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Purwakarta, Sukabumi, Sumedang, Kota Bogor, Cimahi, Cirebon dan Sukabumi.
Kabupaten Bandung juga menerima DSP sebesar Rp300 juta dan BPBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp250 juta dengan total DSP mencapai Rp4.150 miliar.
Dalam rakor turut hadir Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, Anggota Komisi VIII DPR RI, Atalia Praratya, Maman Imanul Haq, Satori, Wardatul Asriyah, BPBD Kab/Kota Provinsi Jawa Barat, dan unsur jajaran forkopimda Provinsi Jawa Barat. (Joesvicar Iqbal)