IPOL.ID – Pemilih dari kalangan kulit hitam dan latin bergeser mendukung Donald Trump dalam pemilihan presiden pada 5 November lalu. Pemilih beragama Islam juga melakukan hal yang sama, setelah dua decade mayoritas memilih capres dari Partai Demokrat.
Jumlah tersebut diungkapkan oleh oleh AP VoteCast, sebuah survei yang dilakukan di seantero AS terhadap lebih dari 120 ribu pemilih hispanik dan kulit hitam. Peralihan tersebut membantu memperbesar margin suara Trump terhadap Harris.
Hilangnya dukungan terhadap Wakil Presiden Harris dari kelompok-kelompok tersebut menguntungkan Trump saat dia berhasil mempertahankan basis pemilih dari kalangan kulit putih dan lanjut usia, serta memperluas koalisi pendukungnya.
Kondisi ekonomi dan lapangan pekerjaan merupakan isu yang dirasakan paling penting oleh para pemilih dalam pemilihan kali ini, demikian pula halnya dengan pemilih kulit hitam dan hispanik.
“Salah satu teori saya adalah karena kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai warga kelas pekerja, orang-orang mengatakan harga bahan-bahan pokok terlalu tinggi. Orang-orang mengatakan harga sewa rumah tidak terkendali,” ujar Christopher Andrews, wakil presiden dari kelompok Demokrat Muda di Dekalb.