Penelitian ini bertujuan menggali lebih dalam senyawa aktif dalam duri landak dan mekanisme kerjanya dalam mempercepat penyembuhan luka.
Andhika menjelaskan, proses ekstraksi senyawa aktif duri landak dilakukan menggunakan pelarut n-heksan. Pelarut ini terbukti optimal dalam menghasilkan senyawa aktif yang memiliki sifat antibakteri.
Ekstrak tersebut kemudian diformulasikan menjadi gel untuk meningkatkan efektivitas zat aktif dalam penyembuhan luka.
“Pengujian dilakukan pada tikus dengan dua jenis luka, yaitu luka bakar tingkat 3 dari 4 dan luka iris pada bagian punggung,” jelasnya.
Sebanyak 24 tikus dibagi ke dalam kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kelompok perlakuan menggunakan gel berbahan duri landak. Luka bakar dibuat dengan menempelkan logam panas pada kulit tikus selama 15 detik. Sedangkan luka iris dibuat dengan sayatan hingga lapisan subkutan.
Selama 21 hari, luka tikus diamati untuk mengevaluasi proses penyembuhan berdasarkan ukuran luka, pertumbuhan jaringan baru, serta analisis mikroskopik.
Duri Landak Sebanding dengan Produk Komersial
Hasil penelitian Andhika menunjukkan, gel duri landak memiliki efektivitas yang sebanding dengan produk komersial.