Namun, relokasi di lahan ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kehutanan karena termasuk kawasan hutan.
Lokasi ketiga adalah Kojarobet di Desa Hewa, yang diusulkan untuk relokasi warga Desa Nawokote (399 KK). Ketiga lokasi ini telah dipertimbangkan dengan matang untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan warga yang akan direlokasi.
“Sebagai bagian dari upaya untuk memfasilitasi relokasi, BNPB merencanakan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi 2.209 KK terdampak erupsi. Pembangunan huntara akan dilakukan di empat lokasi potensial di Desa Konga memiliki luas lahan cukup untuk menampung warga terdampak”.
Selain itu, warga yang saat ini mengungsi secara mandiri atau tinggal bersama kerabat akan mendapatkan bantuan berupa dana tunggu hunian (DTH) sebesar Rp500.000 per KK selama 6 bulan,” terangnya.
Proses penanganan bencana akan dilakukan secara paralel, termasuk pembangunan hunian tetap (huntap), huntara, dan perbaikan rumah agar semuanya dapat selesai tepat waktu.
“Selain penanganan bencana alam, BNPB juga memberikan perhatian pada konflik sosial yang terjadi di Adonara Barat, NTT. Konflik ini mengakibatkan pembakaran 52 unit rumah dan korban jiwa. Sebagai langkah pemulihan, BNPB mengusulkan untuk membangun kembali rumah terbakar, dengan mengategorikan rumah sebagai rusak berat yang terdampak konflik sosial,” tutup Suharyanto. (Joesvicar Iqbal)