Dalam permodelan tersebut, terdapat tambahan kapasitas pembangkit 100 GW hingga tahun 2040, di mana 75 persennya berbasis EBT.
“Kemudian kita ada 5 GW berbasis new energy, salah satunya adalah nuklir. Dan, 20 persen berbasis pada gas dengan total kapasitas yang dibangun sampai tahun 2040 sekitar 100 gigawatt,” ujarnya.
Darmawan menambahkan, rencana peningkatan pembangkit listrik tersebut terus diupayakan oleh PLN. Hal ini untuk mendukung target pemerintah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen melalui swasembada energi yang berkelanjutan.
“Ini adalah arahan dari Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Presiden Prabowo Subianto, bahwa kita harus membangun suatu kemandirian energi, self sufficiency dari suatu energi. Ini adalah pidato beliau pada pelantikan Presiden 20 Oktober 2024,” kata Darmawan.
Digitalisasi PLN
Dikesempatan yang sama, Darmawan Prasodjo juga menjelakan beberapa hal dalam kaitan peningkatan pelayanan PT PLN soal kepuasan pelanggan. Ia menyatakan, digitalisasi layanan berhasil menekan waktu penanganan gangguan listrik dari rata-rata 20 menit menjadi hanya 4 menit.