Dengan peresmian tersebut hingga saat ini telah terbangun 583 penyalur BBM Satu Harga, yang 208 unit penyalur diantaranya berlokasi di klaster Papua.
Yapit mengharapkan masyarakat dapat menikmati BBM Satu Harga sesuai dengan aturan yang berlaku, membawa dampak positif bagi perekonomian, dan meningkatkan kualitas hidup serta kesejahteraan masyarakat.
Program BBM Satu Harga merupakan upaya mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik masyarakat.
Penghematan pengeluaran BBM diharapkan diikuti dengan penurunan harga bahan pokok serta meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan.
“Program ini juga merupakan program prioritas nasional sebagai upaya pemerintah mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia melalui percepatan pemberlakuan satu harga untuk jenis bahan bakar minyak tertentu (JBT) dan jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (JBKP) secara nasional,” katanya.
Menurut Yapit, pembangunan penyalur BBM Satu Harga bukan hal yang mudah mengingat lokasi geografis dan ongkos angkut yang tinggi, sehingga peruntukannya perlu dipastikan tepat sasaran.