IPOL.ID – Pada tanggal 9 Desember, asap tebal membubung setelah serangan udara di Damaskus, ibu kota Suriah. Ini yang kesekian kalinya membuat warga Suriah tak nyaman di negaranya sendiri. Keadaan ini pun, membuat banyak warga Suriah ke luar negaranya dan meminta suaka ke negara-negara yang mereka anggap aman.
Di tengah kegelisahan ini, sejumlah negara Eropa justru mengumumkan penangguhan proses suaka untuk warga negara Suriah, dengan mempertimbangkan perkembangan situasi politik di Suriah menyusul keruntuhan pemerintahan Bashar al-Assad.
Otoritas suaka di 27 negara anggota Uni Eropa, berikut Norwegia dan Swiss, menerima 84.000 permohonan suaka pada September 2024. Sebanyak 14.000 di antaranya diajukan oleh warga Suriah.
Pemerintah Belanda memberlakukan pembekuan keputusan selama enam bulan terkait permohonan suaka dari warga Suriah, seperti disampaikan Menteri Suaka dan Migrasi Belanda Marjolein Faber dalam surat untuk Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin (9/12).
Faber menjelaskan bahwa ketidakpastian situasi di Suriah setelah kolapsnya rezim al-Assad mempersulit evaluasi permohonan suaka secara akurat.