Sementara itu, Muniarti memaparkan optimisme atas pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. “Dengan inflasi yang terkendali dan tingkat pengangguran yang stabil, ekonomi syariah dapat menjadi penopang utama dalam menciptakan keseimbangan ekonomi melalui peran aktif pada sektor-sektor produktif,” katanya.
Kepala CSED INDEF, Nur Hidayah, menggarisbawahi perlunya optimalisasi sektor halal dan pembelajaran dari negara tetangga seperti Malaysia.
“Market share perbankan syariah Indonesia masih 7,38 persen dibandingkan Malaysia yang mencapai 42 persen. Selain itu, sektor makanan, kosmetik, dan pariwisata halal masih memiliki potensi besar untuk digarap secara maksimal,” jelas Nur Hidayah.
Kemudian, Abdul Hakam Naja dari CSED INDEF menekankan pentingnya digitalisasi perbankan syariah dan penguatan UMKM. Menurutnya, pendirian bank emas (bullion bank) dan penerapan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance) dalam bisnis adalah langkah inovatif yang sejalan dengan maqashid syariah.