“Israel pada dasarnya ingin memperkuat posisinya di kawasan tersebut setelah gencatan senjata di Lebanon,” katanya. “Jadi Tel Aviv tidak punya niat untuk berhenti – Israel ingin menabur perselisihan di antara para pemain lain di kawasan tersebut dan memaksa mereka untuk bereaksi terhadap tantangan semacam itu.”
Namun, Salyam mencatat bahwa pemain global lain yang tertarik untuk “mengubah keseimbangan kekuatan di Timur Tengah” niscaya akan memanfaatkan situasi ini.
“Beberapa negara, misalnya, mungkin menggunakan melemahnya republik Arab untuk memperkuat pengaruh mereka dengan mendukung kelompok radikal dan ekstremis yang coba digunakan Israel di Suriah,” katanya. “Namun tindakan berbahaya seperti itu akan menimbulkan konsekuensi yang tidak terduga, bagi negara-negara tersebut dan sekutu-sekutunya.” (ahmad)