IPOL.ID – Pasukan Israel menembakkan peluru tajam ke arah warga Suriah yang berunjuk rasa di provinsi Daraa barat daya, beberapa jam setelah serangan militer Israel dan perebutan dua desa pada Jumat (12/12), menyebabkan satu orang terluka.
Dilansir Anadolu, Sabtu (21/12), pasukan Israel merebut dua desa, Jamlah dan Maaraba, di Lembah Yarmouk, provinsi Daraa, sementara pendudukannya di wilayah Suriah terus meluas setelah runtuhnya rezim Partai Baath.
Sejak kejatuhan rezim pada 8 Desember lalu, pasukan Israel telah meningkatkan serangan militernya di Suriah, menghancurkan infrastruktur militer yang tersisa dan bergerak maju ke zona-zona yang sebelumnya telah didemiliterisasi.
Penduduk setempat di Daraa memprotes pendudukan tersebut dengan meneriakkan, “Israel Keluar,” sambil mengibarkan bendera baru Suriah.
Pasukan Israel dilaporkan menembaki para pengunjuk rasa dari posisi yang lebih tinggi di dekatnya, melukai satu orang.
Sementara itu, tentara Israel mengakui menembaki para pengunjuk rasa, dan mengklaim bahwa mereka mencegah “ancaman” yang ditimbulkan oleh aksi tersebut.
Tentara Israel mengklaim bahwa tentara melepaskan tembakan sesuai dengan prosedur tembakan terbuka, menembak seorang pengunjuk rasa di bagian kaki.
Tindakan Israel baru-baru ini termasuk memperluas kontrolnya di Dataran Tinggi Golan yang diduduki dan maju hingga 25 kilometer dari ibu kota Damaskus. Upaya-upaya ini dilakukan menyusul meningkatnya konflik regional pada akhir November lalu.
Israel juga mengumumkan pembatalan perjanjian pelepasan diri dengan Suriah tahun 1974 dan mengerahkan pasukannya di zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan – wilayah yang telah diduduki Israel sejak tahun 1967. Langkah ini dikecam secara luas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara Arab.
Menurut Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF), zona penyangga tersebut “membentang sepanjang lebih dari 75 kilometer dan lebarnya berkisar antara sekitar 10 kilometer di bagian tengah hingga 200 meter di ujung selatan.”
Bashar Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok-kelompok anti-rezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963. (far)