“Yang tarung orang lain yang dapat kekuasaan orang lain, yang dapat kursi orang lain tapi kenapa harus rakyat yang diadu domba, dibaku pukul, rakyat dipecah belah. Jangan mau lagi kita diadu domba, setuju? Siap bersatu? Takbir,” tambahnya.
Tuntut Keadilan Tragedi KM50
IBHRS dalam pidatonya juga menyampaikan pesan yang sarat dengan kritik dan harapan terkait perkembangan politik dan keadilan di Indonesia. Iapun mengundang jemaah yang hadir di reuni ini untuk menghadiri haul korban peristiwa Km 50 di Pesantren Markas Syariat Megamendung, Jawa Barat, pada 5 Desember 2024.
“Karena tentunya, peringatan haul ini bukan sekadar untuk mendoakan, tapi sekaligus juga untuk kita mengambil ibrah (mengambil pelajaran di masa lalu). Ditambah lagi untuk tetap mengingatkan kita bahwa persoalan (peristiwa Km 50) ini belum tuntas, belum selesai,” kata IBHRS.
Ia menyampaikan keprihatinan atas keterlibatan beberapa individu yang diduga terkait dengan peristiwa Km 50 dalam Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto, meskipun secara umum ia tetap mendukung kabinet tersebut untuk bekerja demi kebaikan bangsa.