IPOL.ID – Banjir yang menerjang Jakarta, Selasa (28/1/2025) tampaknya menjadi pelajaran berharga bagi Pemprov DKI Jakarta menghadapi cuaca ekstrem pada awal 2025.
Guna mengantisipasi itu, Pemprov Jakarta bakal melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurai hujan ekstrem.
“Kalau berdasarkan data BMKG, hari ini hujan sedang-lebat. Hari ini kami masih belum melakukan OMC, tapi ke depan, kami sudah petakan untuk melakukan OMC apabila dipandang perlu,” kata Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, Kamis (30/1/2025).
Operasi modifikasi cuaca merupakan upaya merekayasa kondisi atmosfer guna mencapai cuaca yang diinginkan, seperti meningkatkan atau mengurangi curah hujan.
Metode ini melibatkan penyemaian awan dengan bahan tertentu, seperti garam NacL atau perak iodida, menggunakan pesawat terbang.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi kesigapan para petugas dan seluruh prasarana-sarana pendukung untuk menanggulangi banjir.
Hal itu mengingat curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah Jakarta pada Selasa malam (28/1) hampir sama dengan curah hujan pada 2020.
“Bahkan, hampir sama dengan kejadian 2020, yang mana berdasarkan data yang diperoleh, pada saat itu curah hujan tertinggi mencapai 377 mm, kemudian yang terendah 256 mm. Sedangkan, tahun ini, khususnya pada 28 Januari 2025, curah hujan tertinggi mencapai 368 mm, kemudian yang terendah 264 mm,” paparnya.
Melihat data tersebut, Teguh menyebutkan, angka curah hujan terendah relatif lebih tinggi dibanding 2020. Kendati demikian, seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat menangani dampak hujan ekstrem tersebut.
“Kami upayakan dapat tertangani dengan cepat. Kesiapsiagaan personel, saluran pendukung, dan saluran utama walaupun belum maksimal, ini sudah berfungsi dengan baik. Kami juga terus bersinergi dengan berbagai pihak agar penanganan banjir dapat berjalan optimal,” tutupnya. (sofian)