Satelit ini juga membawa satu kamera beresolusi tinggi 5 meter dengan lebar sapuan 3,5 kilometer serta satu kamera resolusi rendah 200 meter dengan lebar sapuan 81 kilometer. Berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45x45x27 sentimeter.
Satelit LAPAN-A1 berada di orbit LEO pada ketinggian 630 kilometer, berfungsi sebagai satelit pengamatan bumi berbasis video kamera. Hingga saat ini LAPAN-A1 masih mampu mengorbit dan menerima sinyal dari stasiun bumi, walaupun beberapa muatan sudah tidak bekerja secara optimal.
Keberhasilan misi ini dilanjutkan dengan rancang bangun serta pengoperasian satelit-satelit berikutnya, seperti LAPAN-A2 di 2015 dan LAPAN-A3 di 2016. Kedua satelit ini semakin memperkuat kemampuan Indonesia dalam penginderaan jauh, pemantauan maritim hingga dukungan komunikasi darurat saat terjadi bencana.
Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Wahyudi Hasbi mengatakan, salah satu alasan penting mengapa Indonesia perlu menguasai teknologi satelit adalah karena semua negara maju sudah memanfaatkan teknologi ini dalam berbagai sektor.