Pengamat Ingatkan Potensi Tekanan dari Barat
Pengamat hubungan internasional di Badan Riset dan Invasi Nasional (BRIN) Siswanto menilai bergabungnya Indonesia ke BRICS memiliki sisi positif dan negatif. Di satu sisi keanggotaan baru Indonesia ini mencerminkan kebijakan luar negeri bebas aktif yang digalakkan di era pemerintahan Prabowo, di sisi lain hal ini berpotensi menjauhkan Indonesia dengan negara-negara Barat, terutama Amerika.
“Akan menjauhkan hubungan Amerika dengan Indonesia kalau bergabung dengan BRICS dan akan membawa konsekuensi, antara lain di bidang perdagangan – karena kebanyakan kerjasama Indonesia-Amerika Serikat khan ekonomi – bisa jadi ada konsekuensi perdagangan, misalnya sanksi 60 persen untuk tax (pajak) masuk pasar Amerika,” ujar Siswanto.
Kebijakan luar negeri Amerika, tambah Siswanto, senantiasa memandang Indonesia sebagai negara yang tidak berada dalam “pengaruh negara musuh”. Keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS dinilainya sebagai langkah terburu-buru.
Keputusan Terburu-Buru?