IPOL.ID – Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo prihatin atas terancamnya luasan serta kelestarian hutan di Indonesia. Hal tersebut tak lain setelah Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni yang mengungkapkan rencana pengalihan lahan hutan.
Firman menyayangkan, tak kurang 20 juta hektare lahan hutan, menurut Menteri Kehutanan, akan digunakan sebagai sumber ketahanan pangan hingga energi.
Politisi senior Golkar ini bahkan menyindir Menteri Kehutanan kurang memahami persoalan kehutanan.
“Saya prihatin dan sedih, seharusnya dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, keberadaan hutan sangat penting dan semestinya kita harus jaga. Sekarang, ada niatan untuk melakukan alih fungsi hutan untuk menunjang ketahanan pangan apalagi akan ditanam tanaman seperti hortikultura, singkong, tebu, dan sebagainya. Memang tidak ada cara lain (menunjang ketahanan pangan) selain merusak hutan dan melakukan deforestasi?,” kata Firman dalam keterangannya dikutip Rabu (8/1).
“Memang tidak ada cara lain (menunjang ketahanan pangan) selain merusak hutan dan melakukan deforestasi? tanyanya heran.
Firman pun mengingatkan mengenai bahayanya pernyataan Raja Juli tersebut karena bisa disalahtafsirkan masyarakat.
“Inilah akibat kalau menteri yang tidak paham tentang filosofi hutan dan kehutanan. Tolong para eselon I dan II agar mengingatkan menterinya. Tidak perlu takut selama yang disampaikan benar,” ujarnya.
“Jangan selalu mencari jalan pintas dan malas berpikir untuk mencapai tujuan. Intensifikasi dan teknologi jauh lebih tepat seperti yang dikembangkan negara negara maju lainnya,” imbuhnya.
Ia menilai, niat pemerintah memang baik dalam mewujudkan swasembada pangan dan harus didukung, tetapi jangan sampai mengorbankan kelestarian lingkungan yang seharusnya bisa jadi warisan bagi generasi masa depan bangsa dan hutan adalah sumber kehidupan.
“Meningkatkan produksi pangan tidak harus selalu mengorbankan hutan. Ekstensifikasi bukan sebuah solusi. Jangan selalu mencari jalan pintas dan malas berpikir untuk mencapai tujuan. Intensifikasi dan teknologi jauh lebih tepat seperti yang dikembangkan negara negara maju lainnya,” katanya.
Firman menyebut, tren yang terjadi sekarang itu adalah green economy, seperti yang selalu disampaikan presiden Prabowo kepada negara-negara di dunia bahkan mencari cara untuk mengatasi efek rumah kaca dengan melakukan carbon trade, memenuhi kebutuhan pangan dengan pertanian vertikal.
Oleh karenanya, Firman menyayangkan apabila Indonesia malah akan melakukan deforestasi.
Ia pun meminta kepada Raja Juli Antoni untuk memahami tugas fungsi pokok Kemenhut untuk menjaga dan melestarikan hutan. Alih-alih mengatakan akan mengalihkan luas lahan hutan guna menunjang swasembada pangan dan energi, saran Firman, kemenhut seharusnya jadi garda terdepan dalam melindungi hutan.
“Menteri harus baca baik-baik UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Kementerian Kehutanan tupoksinya bukan memproduksi pangan tetapi menjaga dan melestarikan hutan,” pungkasnya (far)