Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengalokasikan 71 triliun rupiah tahun ini untuk program yang menyediakan makanan gratis bagi siswa dan ibu hamil.
Program ini telah menjangkau 650.000 siswa dalam 10 hari pertama, namun kerap mendapatkan kritikan karena anggaran yang terbatas dan kurangnya variasi gizi. Anggaran 10.000 rupiah per porsi menurut para ahli tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Salah satu kandungan gizi yang belum terpenuhi adalah masuknya susu dalam menu makanan bagi para pelajar, kata Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor Ali Khomsan.
“Ini adalah realitas yang harus dihadapi karena anggaran terbatas dalam menyediakan pangan gizi gratis,” ujar Ali kepada BenarNews.
Kata Ali, gizi seimbang salah satu ukurannya mencakup keberagaman makanan yang tercermin dari adanya nasi, lauk pauk, buah, sayuran, dan susu.
“Makanan yang disajikan umumnya telur ataupun daging ayam,” jelas dia.
Karena itu, ucap Ali, pemerintah perlu mengevaluasi berapa sisa makanan yang kerap terbuang karena para pelajar tidak menyukai menu makanan yang dianggap terlalu monoton.