Mohammad Rosyidin, seorang analis kebijakan luar negeri di Universitas Diponegoro, menyambut baik keanggotaan Indonesia dalam BRICS.
“Ini merupakan terobosan saat pemimpin-pemimpin sebelumnya terkesan ‘tidak berani’ join karena takut dikucilkan Barat. Setidaknya ini menunjukkan independensi Indonesia dalam memutuskan pilihannya,” ujar Rosyidin kepada BenarNews.
Namun, ekonom Muhammad Andri berpendapat bahwa keputusan ini dapat memperdalam ketergantungan ekonomi Indonesia pada China.
“Ketika Menlu Sugiono menyebutkan bahwa bergabung dengan BRICS adalah salah satu praktik dari kebijakan bebas aktif, justru itu terlihat bertentangan karena Indonesia semakin masuk dalam pengaruh ekonomi China,” jelas dia.
Sementara itu, Prabowo menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi.
“Saya merasa optimis, saya percaya, saya yakin kita akan mencapai bahkan mungkin melebihi 8 persen pertumbuhan,” pungkas Prabowo pada acara Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia di Jakarta belum lama ini. (tim/benarnews)