Meutya juga mengemukakan bahwa negara masih kekurangan orang-orang dengan kemampuan digital.
Ia mengatakan, upaya untuk menghadirkan lebih banyak sumber daya manusia dengan kemampuan digital membutuhkan kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah.
“Jadi, kita sudah melakukan kerja sama untuk tahap pertama minimal 500 pelajar, kemudian juga 100 sertifikasi dan ke depan tentu akan lebih banyak lagi,” katanya.
“Kami sangat mendukung karena kami memprediksi bahwa kebutuhan terhadap kualitas digital sampai tahun 2030 ada sembilan juta,” sambung Meutya, yang berharap upaya Universitas Brawijaya bisa dicontoh oleh perguruan tinggi yang lain.
Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. berharap kehadiran AI Center dapat mendorong peningkatan kegiatan penelitian bersama para mitra untuk mengembangkan AI. “Kami mohon juga arahan Bu Menteri dan juga bantuan lain, hubungan untuk pengembangan talenta digital di Indonesia,” katanya. (*)