IPOL.ID – Pemerintah militer Myanmar pada Sabtu (3/1) mengumumkan amnesti massal untuk membebaskan lebih dari 6 ribu tahanan, menandai ulang tahun ke-77 kemerdekaan negara tersebut dari Inggris.
Masih belum jelas apakah tahanan politik, yang banyak di antaranya ditahan karena menentang militer sejak kudeta Februari 2021, termasuk di antara mereka yang akan dibebaskan.
Kudeta yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi itu memicu protes yang meluas dan berujung pada perlawanan bersenjata.
Dikutip dari Anadolu, Minggu (5/1), menurut MRTV yang dikelola pemerintah, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala pemerintahan militer, menyetujui pembebasan 5.864 warga negara Myanmar dan 180 warga negara asing, yang akan dideportasi.
Pembebasan tahanan berskala besar merupakan hal yang biasa terjadi di Myanmar selama hari libur nasional dan acara-acara penting.
Sejak kudeta, 28.096 orang telah ditangkap atas tuduhan politik, dengan 21.499 orang masih ditahan.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan bahwa setidaknya 6.106 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan, meskipun ini tidak termasuk korban dari pertempuran yang sedang berlangsung. (far)