IPOL.ID – Adanya kenaikan harga cabai rawit merah melonjak sejak akhir tahun 2024 lalu hingga saat ini dikeluhkan para pedagang Warung Tegal (Warteg). Lantaran kenaikan harga rawit merah tersebut justru membebani pengeluaran.
Bila mengacu pada laman infopangan.jakarta.go.id harga cabai rawit merah mencapai Rp117 ribu per kilogram, cabai merah keriting Rp77 ribu, cabai rawit hijau Rp76 ribu.
Padahal harga cabai rawit merah di pasaran normalnya di bawah Rp50 ribu per kilogram, sehingga kenaikan yang terjadi membuat biaya produksi Warteg membengkak.
“Semoga harga cabai dan bahan pangan lain turun, bisa stabil. Dampak kenaikan harga cabai rawit terhadap Warteg sangat terasa, memengaruhi operasional hingga strategi bisnis,” harap Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni pada awak media di Jakarta, pada Jumat (10/1/2025).
Dia mengungkapkan, kenaikan harga rawit merah itu memberatkan pedagang. Karena mereka harus merogoh kantong lebih dalam untuk membiayai produksi.
Sedangkan harga rawit merah di tingkat Pasar Induk saja berkisar Rp80 ribu per kilogram. Namun pada tingkat pedagang pasar lebih kecil harganya berkisar Rp100 ribu per kilogram.
“Kenaikan harga cabai rawit berdampak signifikan terhadap operasional Warteg. Terutama dalam aspek kenaikan biaya produksi,” ungkap Mukroni.
Sehingga adanya kenaikan harga membebani mereka karena cabai rawit merah banyak digunakan pedagang Warteg dalam berbagai menu olahan makanan. Apabila dihilangkan sejatinya bakal memengaruhi rasa.
Dalam satu harinya rata-rata pedagang Warteg dapat menghabiskan 1/2 kilogram cabai rawit merah, 1 kilogram cabai keriting, dan 1 kilogram cabai hijau untuk keperluan berbagai olahan menu.
Namun di tengah kenaikan harga cabai rawit merah sekarang, para pedagang Warteg harus memutar otak untuk dapat menyajikan menu sesuai selera pelanggan dan untuk tetap mempertahankan usahanya.
“Lonjakan harga cabai membuat biaya produksi meningkat, memaksa Warteg mencari alternatif seperti mengurangi jumlah cabai atau menaikkan harga makanan,” ujarnya.
“Kedua pilihan itu jadi siasat paling memungkinkan bagi pedagang Warteg untuk menghadapi kenaikan harga cabai rawit merah, dan tetap mempertahankan usaha,” tutup Mukroni. (Joesvicar Iqbal)