MBG juga, lanjut Nanik, menghidupkan dan membangkitkan ekonomi kelas bawah, seperti pabrik tempe, tahu, kecambah, pedagang semua hidup karena dapur memerlukan bahan makanan setiap harinya.
Belum lagi pasokan buah-buahan yang setiap harinya membutuhkan ratusan kilogram dari satu dapur yang akan menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak sekolah.
“Salah satu contoh di wilayah Depok, Jawa Barat dan Cibubur, Jakarta Timur, yang ada 8 dapur pernah terjadi kekurangan wortel dan semua terserah di dapur, itu akhirnya membuat harga naik,” tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Yayasan GSN, Mayjen (Purn) Firman Dahlan mengatakan, pihaknya setiap harinya harus menyiapkan sebanyak 16 ribu porsi makanan bergizi untuk disebar di beberapa wilayah di Depok.
“Kami sendiri menyebar makanan bergizi ke 39 sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA,” ungkap Firman.
Dia menambahkan, Yayasan GSN sendiri ada lima dapur, sehingga semua bisa dilaksanakan dengan maksimal setiap harinya sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan.