Gempa merupakan gerakan tiba-tiba yang terjadi di dalam kerak atau lempeng bumi atau mantel bagian atas. ”Di Indonesia, gempa dapat terjadi di mana saja dan memiliki potensi menimbulkan kerusakan besar dalam waktu singkat. Banyak peristiwa gempa yang telah terjadi di Indonesia, sebagai contoh gempa dan tsunami Aceh (2004), gempa Palu (2018), dan gempa Cianjur (2022),” paparnya.
Dengan banyaknya kejadian gempa di Indonesia, maka perlu dilakukan inovasi untuk mitigasi gempa. ”Pemasangan alat detektor tsunami, pembuatan protap evakuasi tsunami, hingga simulasi tanggap bencana telah dilakukan, sebagai contoh di daerah Lebak Selatan,” terang Rahma.
Ketika terjadi gempa, ia menjelaskan strategi penyelamatan diri dengan 3B atau Bersimpuh, Bertahan, Berlindung.
”Tetap tenang, lindungi kepala, dan berdoa. Pada saat terjadi gempa, sebisa mungkin mencari perlindungan, bisa di bawah meja. jika tidak ada meja, dapat bersimpuh, dan lindungi kepala,” imbuhnya.
Menurut Rahma, penting membangun pendidikan tangguh bencana. Ada tiga pilar dalam membangun pendidikan tangguh bencana, terdiri dari fasilitas sekolah yang aman, manajemen bencana di sekolah, serta pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.