Efisiensi anggaran ini, kata Ucok yang pernah menjadi asisten pelatih tinju asal Jerman Helmuth Kruger, harus segera diantisipasi cabang-cabang non unggulan seperti halnya tinju yang masa kepengurusan PP Pertina pimpinan Komaruddin Simanjuntak yang sudah berakhir Desember 2024 lalu.
Untuk menghadapi Musyawarah Nasional (Munas) Pertina yang rencananya akan digelar tahun 2025 untuk memilih Ketua Umum PP Pertina periode 2025-2029, jelas Ucok, pemilik suara terutama Pengprov Pertina se-Indonesia harus memilih figur ketua umum yang punya hati dan dana.
“Dana dari pemerintah sudah tidak bisa lagi diandakan untuk pembinaan karena adanya efisiensi tersebut. Jadi, sosok ketua umum PP Pertina yang dipilih harus punya hati dan dana sehingga program pembinaan tinju bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Kenapa figur ketua umum PP Pertina harus memiliki syarat yakni punya hati dan dana? Ucok menjawab, “Menggelar kompetisi dalam negeri, keikutsertaan dalam single event internasional, pelaksanaan pelatnas, dan juga biaya training camp di luar negeri itu butuh dana yang besar.