“Saya berharap perjalanan ini bisa menginspirasi generasi muda untuk berani bermimpi besar dan mengejar apa yang mereka cintai,” imbuhnya.
Sedangkan buat Dwiki Sapporo dan Harbin memiliki perbedaan buat penampilannya. Baik secara feeling bermain, penilaian sehingga ini menjadi pengalaman yang sangat berharga.
“Tentunya sangat bagus ngeliat lawan-lawan dari jepang, dari China, Kazakhstan. Komunitas ice dancing di Asia masih kecil, jadi kami saling suport satu sama lain dan berusaha mengembangkan ice dancing di Asia jadi prioritas kami,” timpal Dwiki.
Sementara itu, Wiwin Salim pelatih ice dancing Tim Indonesia menjelaskan penampilan Tasya dan Dwiki di Asian Winter Games 2025 sudah cukup baik di banding dua event internasional sebelumnya. Terlebih, tidak hanya jadi pasangan ice dancing pertama Tim Indonesia, tapi juga yang pertama mewakili Asia Tenggara.
“Pasangan kita ini yang pertama turun di nomor ice dance mewakili Asia Tenggara. Negara besar seperti Korea Selatan saja tidak mengirimkan pasangannya karena memang bukan sesuatu yang mudah untuk bisa turun di ice dance,” ungkap Wiwin.