Cilacap dan Kebumen Dilanda Longsor, Boyolali hingga Bulukumba Diamuk Angin Kencang

IPOL.ID – Curah hujan sedang hingga tinggi yang melanda Provinsi Jawa Tengah memicu sejumlah peristiwa bencana yang berdampak signifikan.

Hal itu sebagaimana yang dirangkum oleh Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laporannya, pada Kamis (20/2/2025).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan, peristiwa tanah longsor melanda wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Selasa (18/2) bersamaan turunnya hujan deras selama kurang lebih tiga jam dan kontur tanah yang labil.

“Akibatnya satu unit rumah rusak ringan dan akses jalan sepanjang 70 sentimeter (Cm) ambles,” ujar Abdul Muhari dalam keterangannya, pada Kamis (20/2).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak dan membersihkan material longsor bersama warga setempat.

Berdasarkan laporan, pada Rabu (19/2), akses jalan terdampak dapat dilalui kembali oleh warga masyarakat. BPBD Kabupaten Cilacap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan.

Selain itu, BPBD Kabupaten Kebumen melaporkan kejadian bencana tanah longsor, cuaca ekstrem dan banjir. Tanah longsor yang terjadi pada Selasa (18/2) di tiga kecamatan, antara lain, Kecamatan Sempor, Karanggayam dan Alian.

Kejadian itu menyebabkan lima unit rumah rusak ringan dan satu unit rumah rusak sedang. BPBD Kabupaten Kebumen mendistribusikan bantuan logistik dan mengerahkan alat berat untuk membersihkan area terdampak longsor.

Hari yang sama, hujan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda Kecamatan Sempor, Petanahan, Prembun dan Klirong. Hingga menyebabkan 16 unit rumah rusak ringan, satu unit rumah rusak sedang, satu bangunan usaha rusak ringan dan satu ruas jalan terdampak.

BPBD Kabupaten Kebumen mengerahkan personel untuk penanganan di lokasi kejadian dan berkoordinasi dengan otoritas daerah setempat terkait perbaikan bangunan rumah warga terdampak.

Peristiwa bencana lainnya adalah banjir bersamaan curah hujan tinggi selama dua jam, menyebabkan peningkatan debit air di Sungai Tolang sehingga merendam tiga unit rumah serta mengancam area pemukiman warga dan persawahan di Kecamatan Kutowinangun.

BPBD Kabupaten Kebumen menyalurkan bantuan logistik dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk pembersihan area terdampak banjir.

“Berdasarkan laporan petugas, pada Rabu (19/2), banjir telah surut”.

Wilayah lainnya di Jawa Tengah yakni Kabupaten Boyolali dilanda angin kencang, pada Rabu (19/2) pukul 11.00 WIB. Kejadian itu menyebabkan sejumlah pohon tumbang di Kecamatan Boyolali dan tercatat enam unit rumah rusak berat.

BPBD Kabupaten Boyolali dan tim gabungan telah melakukan pembersihan pohon tumbang dan area terdampak telah kondusif kembali pada pukul 19.00 WIB.

Selanjutnya tercatat kejadian angin puting beliung melanda Kecamatan Herlang dan Kajang di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Rabu (19/2). BPBD Kabupaten Bulukumba melaporkan sebanyak 10 unit rumah rusak ringan, dua unit rumah rusak sedang dan dua unit rumah rusak berat.

BPBD dan tim gabungan melakukan pendataan dan perbaikan rumah rusak.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun tengah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem selama tiga hari mulai Kamis (20/2) sampai Sabtu (22/2/2025).

Wilayah yang berpotensi dilanda hujan sedang hingga lebat, antara lain, Provinsi Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Kemudian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi dengan mengikuti informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan instruksi dari otoritas daerah setempat.

“Tingkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, bersihkan drainase, pantau daerah aliran sungai, pangkas dahan pohon agar mengurangi potensi pohon roboh saat cuaca ekstrem, dan buat rencana evakuasi mulai dari tingkat keluarga juga komunitas,” pesan Abdul Muhari. (Joesvicar Iqbal)