Pengamat hukum dan politik Indonesia yang juga merupakan alumnus UKI, Saor Siagian dalam kesempatan tersebut juga mengatakan, sudah seharusnya IKA UKI bisa memberikan Solusi dan sumbangsih pemikiran untuk Pembangunan negeri. Salah satu prioritas tantangan kenegaraan yang saat ini sedang genting adalah masalah korupsi dan penyalahgunaan kewenangan.
“Presiden Prabowo beberapa waktu lalu bilang, beliau seperti frustasi terkait penanganan korupsi, banyak orang menyalahgunakan kewenangannya, sehingga yang miskin semakin miskin dan kekayaan hanya dimiliki segelintir orang. Hal seperti ini yang coba kami ingin terus gaungkan,” kata Saor menjawab ipol.id.
Ketua Pelaksana Kongres IKA UKI Dorma Sinaga mengatakan UKI dan alumninya terus berkomitmen untuk mengambil peran dalam masalah kebangsaan. Sejalan dengan Tridarma Perguruan Tinggi, Motto UKI “Melayani Bukan Dilayani” menjadi landasaan historis dan filosofis yang kemudian menjelaskan bagaimana perhatian dan kecintaan UKI akan Indonesia.
Sepanjang sejarah perjalanan bangsa, UKI mengambil peran penting. Universitas Kristen Indonesia melakukan dua pekerjaan sekaligus, basis intelektual dan penjaga moral (Guardian of Value). Gelombang protes mahasiswa 1966, 1974, 1978, 1980-an dan masa Reformasi 1998, Kampus UKI Cawang menjadi basis utama.