Dalam menyikapi potensi terjadinya sejumlah kerawanan pada empat kluster tersebut, Agus memfokuskan pada meningkatnya volume kendaraan di jalan tol, arteri, jalan ke arah tempat wisata, dan tempat ibadah. Peningkatan volume pengantaran barang dan penumpang juga jadi perhatian penuh selain kondisi cuaca yang ekstrim.
“Potensi kerawanan yang kita prediksikan meliputi peningkatan volume kendaraan, baik di tol, arteri, termasuk tempat-tempat arah wisata dan ibadah. Selain itu, ada peningkatan volume penumpang, baik itu penumpang masyarakat maupun barang. Terjadinya kepadatan arus di tempat-tempat tertentu juga menjadi perhatian, dan kerawanan ini harus kita kelola, termasuk berkaitan dengan cuaca, seperti hujan, banjir, longsor,” katanya.
Sedangkan kondisi jalan tol juga diperkirakan menjadi potensi kerawanan dengan dinamika sosial masyarakat seperti pengangkutan barang yang jumlahnya meningkat pada momen lebaran menjadi perhatian Korlantas Polri untuk dikelola lebih teratur.
”Di jalan tol, salah satu potensi kerawanan adalah bottleneck, serta pengoperasian ruas tol fungsional Jogja-Solo dan Japek (Jakarta-Cikampek) 2 Selatan. Pemahaman tentang tol fungsional termasuk di tempat-tempat parkir test area, intran dan exit tol, serta pengawasan angkutan barang juga sangat penting,” jelasnya