IPOL.ID – Republik Demokratik Kongo (RDK) telah lama menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk akibat konflik bersenjata yang berkepanjangan. Kekerasan yang melibatkan kelompok bersenjata, milisi lokal, dan pasukan pemerintah terus menyebabkan penderitaan bagi jutaan warga sipil.
Krisis ini tidak hanya menciptakan instabilitas politik dan sosial, tetapi juga memperburuk kondisi ekonomi dan kemanusiaan di negara tersebut. PBB dalam hal ini UNHCR berupaya memberi perhatian serius terhadap krisis kemanusiaan ini.
Badan Pengungsi PBB ini, untuk membantu penanganan krisis ini, pada Jumat (21/2/20) telah mengajukan permohonan darurat sebesar 40,4 juta dolar AS untuk menangani krisis kemanusiaan dimaksud, yang semakin memburuk akibat kekerasan berkepanjangan.
Diketahui, seiring dengan meningkatnya pertempuran di wilayah Timur Kongo, Burundi mengalami lonjakan besar jumlah pengungsi, dengan lebih dari 9.000 orang tiba hanya dalam waktu satu hari guna menghindari kondisi yang semakin memburuk di seberang perbatasan, ujar Brigitte Mukanga-Eno, perwakilan UNHCR di Burundi, dalam konferensi pers PBB di Jenewa.