IPOL.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto bakal merumuskan solusi mengatasi banjir yang awet di Kalimantan Barat (Kalbar).
Berdasarkan laporan diterima BNPB, Desa Kuala Mandor A dan 11 desa lainnya terdampak banjir sejak Sabtu (25/1/2025) hingga Sabtu (1/2). Ketika Kepala BNPB meninjau lokasi banjir di Desa Kuala Mandor A, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pada Jumat (31/1/2025), banjir belum juga surut.
Ketinggian air masih setara lutut orang dewasa. Kejadian yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi itu mengakibatkan 37.859 jiwa terdampak. Sebanyak 37 orang mengungsi ke rumah kerabat yang lebih aman.
Kepada warga terdampak banjir yang ditemui di rumahnya, Suharyanto menyampaikan ucapan simpati dari Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, sekaligus menjelaskan kepada warga terkait puncak musim hujan di wilayah Kalimantan Barat. Serta upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi risiko bencananya.
“Bapak Presiden dan Wakil Presiden turut berbela sungkawa atas bencana banjir yang menimpa Kabupaten Kubu Raya itu,” kata Suharyanto kepada warga terdampak.
“Kemarin kita laksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan supaya tidak terlalu tinggi di wilayah Kubu Raya,” tambahnya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan di Kalimantan Barat sudah lewat.
“Harapannya, genangan air ini bisa cepat surut”.
Kepala BNPB juga menyaksikan dari dekat persoalan yang menjadi penyebab kerapnya banjir merendam wilayah Kubu Raya. Dia mencatat beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain, lokasi geografis dekat Sungai Kapuas, air laut pasang, serta letak posisinya daerah terdampak serupa cekungan dan lebih rendah dari wilayah di sekitarnya. Tipe tanah di wilayah itu merupakan tanah gambut.
Suharyanto menambahkan, dia akan menurunkan tim guna melakukan kajian secara lengkap untuk komprehensif untuk merumuskan solusi jangka panjang yang harus dilakukan agar peristiwa banjir tak terjadi berulang di masa akan datang.
“Banjir di Kubu Raya ini terjadi hampir tiap tahun, maka kita dan pemerintah daerah akan lakukan kajian mendalam untuk menemukan solusi yang baik dalam mencegah kejadian serupa terulang terus-menerus”.
Sebelumnya, Suharyanto beserta rombongan tiba di Kota Pontianak, Kalimantan Barat sejak Kamis (30/1).
Sehari sebelumnya, Suharyanto bersama Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengunjugi pos pengungsian warga terdampak banjir di Kabupaten Mempawah, Kalbar.
Wilayah itu tergenang banjir pasca hujan dengan intensitas sangat tinggi yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Mempawah. Kondisi diperparah dengan naiknya pasang air laut (rob) serta limpasan air yang berasal dari banjir di Kabupaten Landak serta drainase air kurang baik sejak Rabu (22/1).
Dampak banjir dirasakan oleh 5.537 Kepala Keluarga (KK) / 20.549 jiwa. Beberapa warga mengungsi di titik-titik pos pengungsian. Salah satunya di Masjid Agung Mempawah. Di masjid itu sebanyak 170 warga mengungsi.
Selain menyerahkan bantuan logistik kebutuhan dasar bagi pengungsi, Suharyanto pun turut berdialog dengan warga untuk menjaring masukan masyarakat terdampak.
Turut mendampingi dalam peninjauan itu Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, Staf Ahli Bidang Ketahanan Sosial, Ekologi, dan Budaya Sorni Paskah Daeli, Pj Wali Kota Mempawah Ismail, serta jajaran Forkopimda Kalbar. (Joesvicar Iqbal)