Selain kondisi psikologis tidak stabil, fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan You Only Live Once (YOLO) juga telah memperkuat pola hidup konsumtif masyarakat, terutama generasi muda.
Riset dilakukan GlobalWebIndex ungkap bahwa 62% individu mengalami FOMO merupakan penduduk berusia 16-34 tahun.
Lebih lanjut, riset lain dilakukan oleh OCBC juga mengungkapkan bahwa 80% generasi muda menghabiskan uang untuk mengikuti gaya hidup teman.
Penggunaan Paylater didorong FOMO dan YOLO secara berulang dapat memicu stres finansial dan pola impulsif yang sulit dikendalikan. Secara psikologis, fenomena ini dapat meningkatkan kecemasan dan mengganggu mental well-being.
Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya mempertimbangkan manfaat sebelum menggunakan Paylater, tetapi juga dampaknya pada kesehatan mental.
“Setelah menggunakannya, pengelolaan emosi dan keuangan yang baik juga diperlukan, agar dapat bertanggung jawab akan keputusan finansialnya sehingga tidak menjadi pemicu stres jangka panjang,” jelas Disya.