Perjalanan menuju podium medali perunggu itu tidak mudah. Ayumi harus berlatih keras setiap hari di sekolah, bahkan setelah jam pelajaran selesai. “Saya berlatih setiap hari dari pukul 14.00 hingga 16.00 di sekolah. Saya berlatih dengan semangat meskipun tempat latihan agak jauh dari rumah,” ceritanya.
Bagi Ayumi, salah satu hal yang paling berkesan dalam kompetisi ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah yang memiliki disabilitas yang sama. “Kami saling berbagi pengalaman, dan saya merasa kompetisi ini seperti reuni keluarga besar dari berbagai provinsi,” ungkapnya bahagia.
Tantangan terbesar yang dihadapi Ayumi adalah proses latihan yang memerlukan waktu dan jarak yang cukup jauh dari rumahnya. Namun, berkat dukungan penuh dari orang tuanya, Ayumi mampu mengatasi segala kendala tersebut dan tetap fokus pada tujuannya. “Orang tua saya sangat mendukung, meskipun mereka sibuk bekerja,” ucapnya penuh syukur.
Di balik kesuksesannya, Ayumi menganggap kompetisi ini bukan hanya sekadar ajang meraih medali, tetapi sebagai sarana untuk mengembangkan rasa percaya diri, sportivitas, dan keyakinan bahwa usaha yang sungguh-sungguh akan membuahkan hasil. “Kompetisi ini mengajarkan saya untuk selalu berjuang dan percaya pada diri sendiri,” tambahnya.