IPOL.ID – Nico Prakasa Anandadea, yang baru saja lulus dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang memungkinkan dirinya membangun karir yang stabil.
Setelah menghabiskan lima bulan di Jerman sebagai mahasiswa pertukaran pada 2022, dia mulai mencari cara untuk kembali ke sana—kali ini, untuk bekerja dan mungkin bahkan menetap secara permanen. “Menurut saya, kondisi politik, sosial, ekonomi Indonesia belum baik,” kata Nico, 24 baru-baru ini.
Nico tidak sendirian. Di seluruh Indonesia, para profesional muda mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap upah yang stagnan, terbatasnya peluang kerja, dan ketidakpastian masa depan ekonomi.
Dalam beberapa pekan terakhir, ketidakpuasan mereka terkristalisasi dalam sebuah gerakan media sosial yang viral: #KaburAjaDulu.
Hashtag ini telah menjadi seruan bagi orang Indonesia yang mempertimbangkan untuk meninggalkan negara mereka demi mencari upah yang lebih baik dan prospek karir yang lebih cerah di luar negeri.
Bagi banyak orang, ini bukan hanya tentang keamanan finansial, tetapi juga tentang kurangnya mobilitas ke atas dan menurunnya layanan publik.