“Sistem blockchain dapat memudahkan perusahaan untuk melakukan validasi kontribusi CSR mereka, sehingga memastikan akurasi dampak lingkungan dan sosial yang telah diciptakan. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata konsumen dan pemangku kepentingannya, termasuk kepada regulator,” papar Frederick.
Sejak 2019, Plastic Bank telah mencatat pengumpulan lebih dari 70.000 ton sampah plastik di Indonesia dan mendistribusikan lebih dari Rp50 miliar insentif kepada lebih dari 22.000 anggota komunitas pemulung, sehingga berhasil memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan.
Seluruh data tercatat dengan aman di platform blockchain Plastic Bank, sehingga mencegah praktik greenwashing dan penyalahgunaan dana.
Seiring dengan meningkatnya permintaan global akan transparansi dalam keberlanjutan dan filantropi, tambah dia, adopsi blockchain menjadi langkah strategis untuk memastikan efektivitas program CSR.
“Plastic Bank tetap berkomitmen untuk terus mendorong solusi inovatif ini, menciptakan dampak yang berkelanjutan dan terukur,” tuturnya.