“kata geli, geli itu bukan jijik melainkan lucu. Saya sendiri orang Sunda, jadi berbicaranya ‘ih lucu ya kita seru-seruan bawa tentengan berkat ini’ karena kita mau makan bareng-bareng di parkiran,” tuturnya.
Selain itu, istilah “jomet” yang sempat ia ucapkan ternyata merupakan singkatan dari “kejo saeumet” dalam bahasa Sunda, yang berarti nasi dalam bentuk bingkisan.
Dengan klarifikasi ini, Wiwin berharap masyarakat dapat memahami konteks candaan tersebut sebagai bentuk keakraban dan kebersamaan, tanpa ada maksud negatif sama sekali.(Vinolla)