Dosen yang juga aktif di Laboratorium Business Analytic and Strategy ITS tersebut menjelaskan bahwa penurunan IHSG kali ini dipengaruhi oleh faktor domestik dan global. Salah satu pemicunya adalah penurunan peringkat investasi Indonesia oleh Goldman Sachs. Kondisi ini membuat investor asing mengurangi eksposur di pasar modal Indonesia, memicu aksi jual saham dalam jumlah besar yang semakin menekan IHSG.
Selain itu, isu pergantian Menteri Keuangan RI turut memperburuk sentimen pasar. Ketidakseimbangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga menambah kekhawatiran investor. Situasi ini membuat kepercayaan pasar melemah, sehingga investor cenderung menarik modalnya. “Sebagian besar aksi jual dilakukan oleh investor asing,” tambah Saiful prihatin.
Penurunan IHSG tidak hanya berdampak pada investor, tetapi juga memengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Capital outflow dalam jumlah besar meningkatkan permintaan terhadap dolar AS, yang berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah. Jika tekanan ini terus berlanjut, maka daya beli masyarakat bisa ikut terdampak.