Sebagai negara maritim dengan garis pantai yang luas, Indonesia sering dilanda tsunami, terutama di wilayah pesisir, serta dihadapkan pada bahaya gabungan dari risiko tsunami dan gempa bumi yang signifikan. Oleh karena itu, memasukkan upaya pengurangan risiko bencana tsunami ke dalam perencanaan kota akan secara signifikan berdampak pada pengembangan kebijakan dan proyek-proyek rekayasa.
“Indonesia telah melakukan upaya legislatif yang signifikan dan telah menetapkan rencana pembangunan yang akan berjalan selama lima hingga 20 tahun, membentuk kerangka kerja ilmiah yang kuat,” ujar Rahayu.
Ia menuturkan para pejabat di setiap tingkat pemerintahan, mulai dari pemerintah pusat hingga kota, senantiasa menyadari tanggung jawab, prioritas, dan komitmen jangka panjang mereka. Berdasarkan pemahaman ini, Indonesia membuat rencana untuk wilayah pesisirnya, yang mencakup strategi untuk tanggap tsunami, pencegahan dan mitigasi bencana, serta pertimbangan aspek lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya.