“Dokter?” ucap pramugari. Tessa pun menjawab dengan lantang, Bidan.
“Kondisinya bagaimana?” tanya Tessa saat melihat penumpang sedang dalam posisi berbaring di seat no 18.
“Sudah pecah ketuban,” jawab pramugari.
Berapa minggu? Tanya tesa kemudian, dan dijawab 33 minggu.
“Ok bawa ke belakang,” jawab Tessa.
Dalam situasi darurat ini, Tessa mengambil alih proses persalinan di lantai bagian belakang pesawat dan membantu kelahiran bayi dengan selamat.
Pilot pun kemudian mengumumkan bahwa telah lahir bayi laki-laki pada ketinggian 35.000 kaki diatas permukaan laut. Tessa yang saat itu masih berupaya mengeluarkan plasenta merasa merinding saat mendengar pengumuman dari pilot.
Tessa beberapa kali bertanya kepada pramugari, berapa waktu lagi yang tersisa hingga landing sehingga dia bisa memperkirakan waktu agar proses persalinan bisa selesai sebelum landing.
Ibu RS saat itu hanya didampingi oleh anaknya yang masih berusia tiga tahun, sementara suaminya masih berada di Malaysia untuk bekerja. Setelah melahirkan, bayi yang baru lahir langsung digendong oleh penumpang lain karena sang ibu masih dalam kondisi pemulihan.