Ia menegaskan kementeriannya tengah mendalami pelanggaran-pelanggaran untuk proses hukum lebih lanjut.
“Kita akan memerintahkan Pak Deputi Gakkum untuk menyelesaikan seluruh tenan-tenan yang berada di segmen hulu ini untuk dilakukan penyegelan. Penyegelan dan proses hukum lebih lanjut,” ujarnya.
Hanif menjelaskan banjir yang terjadi di hilir Ciliwung awal Maret ini disebabkan oleh lanskap yang sudah rusak.
Ia mengatakan wilayah hulu DAS Ciliwung mencapai 15.000 hektare menurut data pada 2010. Peruntukan lahannya adalah kawasan lindung, taman nasional, kawasan hutan produksi, badan air, dan sekitar 500 hektare untuk pemukiman.
Namun, kata dia, terjadi perubahan tata ruang lahan pada 2022. Dari 15.000 hektare di hulu berubah fungsi hampir 8.000 hektare menjadi kawasan pertanian yang kini memiliki bangunan-bangunan.
“Sehingga kita agak bertanya-tanya, tetapi kami akan dalami, kenapa di 2022 itu berubah menjadi kawasan pertanian. Ini tentu berimplikasi kepada kemudian maraklah itu, termasuk pemukiman. Ada pemukiman berkembang dari 500 menjadi 1.500 (hektare). Padahal di hulu ini sebenarnya nggak
boleh ada apa-apa,” kata Hanif.