IPOL.ID – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan konteks lokal agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Mengadopsi teknologi AI tanpa memperhitungkan budaya, kebutuhan, dan infrastruktur lokal bisa membuat teknologi ini kurang efektif atau bahkan menimbulkan tantangan baru.
AI bisa menjadi alat yang sangat kuat untuk membantu kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tapi harus dikembangkan dengan pendekatan yang relevan dengan kondisi di Indonesia. Dekan Fakultas Kecerdasan Buatan (AI) Universitas Pelita Harapan (UPH), Rizaldi Setiabudi menegaskan, Indonesia memang perlu mengembangkan AI yang sesuai dengan konteks lokal.
“Kalau kita berbicara tentang AI, maka erat kaitannya dengan data. Nah nanti kita bisa kembangkan AI yang sesuai dengan konteks lokal,” ujar Rizaldi pada gelar wicara bertajuk Artificial Intelligence: Shaping Indonesia’s Future di Universitas Pelita Harapan (UPH), Tangerang, Banten, Kamis (20/3/25).
Pemanfaatan AI yang sesuai dengan konteks lokal tersebut, dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial yang ada. Dia menjelaskan UPH merupakan satu-satunya kampus yang memiliki Fakultas Kecerdasan Buatan.