Namun, saat tiba di lokasi, pihak toko menyatakan bahwa faktur yang ia miliki bukan berasal dari mereka. Bahkan, menurut keterangan pegawai toko, sudah ada lima orang lain yang mengalami kasus serupa.
Merasa telah ditipu, Putri kemudian diarahkan oleh pemilik toko untuk melapor ke kepolisian. Ia mendatangi Polres Pemalang dengan harapan mendapatkan bantuan hukum. Namun, setibanya di sana, ia justru mengalami kejadian yang tak terduga.
“Saya datang ke Polres Pemalang, tapi laporan saya tidak diterima. Malah saya ditawari membeli kue nastar yang dibuat oleh keluarga salah satu anggota,” tegasnya.
Namun, merasa tidak mendapat solusi, Putri bingung harus berbuat apa. Dalam kondisi emosional, ia akhirnya menghubungi Damkar Kota Pekalongan untuk meminta izin curhat kepada mereka.
“Saya tidak tahu harus ke mana lagi. Akhirnya saya telepon Damkar Kota Pekalongan dan bertanya, boleh nggak saya curhat,” tuturnya.
Menjelang waktu berbuka puasa, Putri tiba di kantor Damkar Kota Pekalongan dalam keadaan menangis. Putri mencurahkan isi hatinya kepada petugas damkar mengenai uang yang telah hilang, yang seharusnya bisa digunakan untuk modal membuat kue nastar menjelang Lebaran.