Lebih lanjut, Bank Dunia mengakui bahwa permintaan domestik di Indonesia masih kuat dan menjadi penopang stabilitas kinerja ekonomi.
Namun, lembaga keuangan internasional ini menekankan perlunya implementasi reformasi struktural dan peningkatan produktivitas untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.
Saat ini, fondasi makroekonomi Indonesia memang terbilang kokoh, namun produktivitas justru menunjukkan tren melemah. Ini tercermin dari penurunan Total Factor Productivity (TFP) dari 2,3 persen pada 2011 menjadi hanya 1,2 persen pada 2024.
Sebagai informasi, TFP merupakan ukuran efisiensi keseluruhan dalam penggunaan seluruh faktor produksi, termasuk modal dan tenaga kerja, untuk menghasilkan output ekonomi. Dengan kata lain, TFP mencerminkan seberapa efektif suatu negara dalam memanfaatkan sumber dayanya.
“Hambatan struktural menghalangi alokasi sumber daya yang lebih efisien ke sektor-sektor paling produktif, yang menyebabkan penurunan berkelanjutan dalam pertumbuhan,” jelas Bank Dunia.