Di samping itu, pengerahan peralatan penunjang penanganan karhutla dan pengoptimalan teknologi juga menjadi pendukung dalam memerangi karhutla.
Rencananya, pada Selasa (29/4/2025), Pemerintah Indonesia akan menggelar Apel Gelar Pasukan dan Peralatan Kesiapsiagaan Penanganan Kahurtla Nasional dengan menghadirkan 28 unsur K/L termasuk jajaran forkopimda di Kota Pekanbaru, Riau.
Agenda tersebut dilakukan guna memastikan bahwa sarana prasarana termasuk sumber daya manusia (SDM) telah siap menghadapi potensi bencana karhutla. Mulai awal musim kemarau diprediksi akan mulai berlangsung pada akhir April hingga awal Mei tahun ini.
Provinsi Riau menjadi salah satu dari sekian provinsi prioritas darurat karhutla. Selain Riau, sejumlah wilayah lain yang diatensi BNPB meliputi Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan.
Sebagai gambaran umum, kejadian bencana di Provinsi Riau sejak satu dekade terakhir (2014-2025) didominasi jenis bencana hidrometorologi seperti banjir sebanyak 375 kali (42,55 %) diikuti karhutla 374 kali (41,75%) dan cuaca ekstrem sebanyak 84 kali kejadian (9,56%).