IPOL.ID – Peneliti Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas (PR BSK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wiwin Erni Siti Nurlina menjelaskan bahwa kajian tentang masakan tradisional, khususnya dari masyarakat Jawa, memiliki kedalaman sejarah dan filosofi yang luar biasa.
Dalam risetnya, Wiwin menemukan bahwa masakan, terutama makanan pokok seperti nasi atau dalam bahasa Jawa disebut sego, memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat dari lahir hingga meninggal.
“Masakan-masakan seperti sego skopondro, skorulo, skocometin, hingga skobrawong, misalnya, masing-masing punya latar belakang unik yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan tradisi lokal,” ungkap Wiwin saat menyampaikan paparannya dalam kegiatan Public Lecture tema Indonesian Identity in the Dynamics of Nusantara Cuisine yang diselenggarakan di BRIN Gatot Subroto, Jakarta, akhir pekan kemarin.
Menurutnya, makanan bukan sekadar konsumsi, tapi juga sarat makna simbolis, ritual, dan identitas budaya. Dia menyebut bahwa skocometin, yang berasal dari daerah Pati dan hanya disajikan dalam acara khusus, mengandung ikan janjan yang hidup di air payau. Makanan ini memiliki makna sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi kekeringan.