“Budaya Tunisia itu tidak sekental Indonesia, bahkan setelah Idulfitri pun masyarakat sudah melakukan aktivitas seperti biasa. Contoh, budaya di sini itu bercampur dengan budaya Eropa khususnya Prancis dan jika kita tahu, Prancis juga pernah ada Revolusi Prancis yang dimulai dari cafe, jadi budaya orang di sini itu ngafe. Jadi begitu selesai salat Id ada yang langsung kerja, ngafe, atau melakukan kegiatan-kegiatannya yang lain. Jadi ketika Idulfitri yang terpenting adalah perayaan ibadahnya saja (Salat Id),” imbuhnya.
Terakhir, Naufal juga mengungkapkan harapannya untuk PCIM Tunisia dan Muhammadiyah untuk terus berkiprah dan menyebarkan kebermanfaatan bagi semua.
“Harapannya tentu PCIM Tunisia dapat terus berkiprah di masyarakat, yakni dengan melebarkan sayap-sayap Islam berkemajuan, menyebarkan manfaat bagi sesama,”pungkasnya. (ahmad)