“Kejadiannya itu santri sedang antre mandi, posisi kolamnya itu ada di samping kamar mandi. Jadi ada asrama belakangnya kamar mandi, belakangnya (kamar mandi) kolam penampungan air itu, jadi disitu lah kejadiannya, tertimpa tembok kolam penampungan air itu,” jelas Muhib.
Petugas pondok yang mengetahui kejadian tersebut segera melapor kepada pihak terkait seperti kepolisian, BPBD, pemadam kebakaran, tim SAR, puskesmas, dan PMI.
Penanganan darurat dan evakuasi pertama segera dilakukan oleh para guru, ustaz, serta santri lainnya yang ikut membantu proses penyelamatan. Beberapa korban diantaranya berhasil dievakuasi dengan luka-luka dan langsung dilarikan ke RSUD Merah Putih untuk mendapatkan perawatan medis.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, dan relawan lainnya langsung melakukan pencarian terhadap korban yang masih tertimbun. Proses evakuasi berlangsung dengan penuh kehati-hatian karena kondisi reruntuhan yang masih labil.
Muhib menegaskan bahwa pihak pondok turut membantu proses evakuasi dan berharap para korban segera ditemukan dalam keadaan selamat. Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian maupun otoritas SAR mengenai jumlah pasti korban maupun penyebab ambrolnya tandon air.(Vinolla)