IPOL.ID – Biofuel sangat bermanfaat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca karena berasal dari bahan organik terbarukan, seperti minyak nabati dan limbah pertanian. Biofuel juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sehingga dapat menjadi alternatif pengganti minyak bumi, membantu menjaga ketahanan energi nasional.
Selain itu, biofuel tergolong energi terbarukan dan berasal dari sumber yang bisa diperbaharui, seperti tanaman, sehingga lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Melihat kemanfaatan dan keberlanjutan ketersediaan sumber daya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyarankan pemerintah fokus pada pengembangan biofuel dibandingkan mobil hidrogen, karena teknologi dan infrastruktur hidrogen dinilai belum siap.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, dikutip dalam penjelasannya, Minggu (20/4/25) di Jakarta mengatakan, pengembangan biofuel seperti biodiesel B40 dan bioetanol E5 lebih realistis untuk mendukung target emisi nol karbon pada 2060.
Ia mengingatkan pentingnya kesiapan pasokan, mengacu pada kegagalan penggunaan CNG dan LNG di masa lalu. “Perlu kajian yang menyeluruh, jangan sampai nanti kita mendorong orang (investor) masuk ke sini, tapi kemudian pasokan hidrogennya tidak ada. Itu betul-betul perlu kajian yang komprehensif,” katanya